TemuBunda.com — Bunda mungkin pernah merasa cemas ketika melihat anak seusianya sudah mulai mengucapkan banyak kata, sementara si kecil masih terbata-bata atau belum bicara sama sekali. Keterlambatan bicara memang menjadi salah satu kekhawatiran umum orang tua. Namun perlu dipahami bahwa setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda. Ada anak yang cepat bicara, ada juga yang perlu waktu lebih lama. Yang penting adalah mengenali tanda-tandanya sejak dini dan melakukan stimulasi yang tepat.
Keterlambatan bicara bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kurangnya stimulasi, kondisi pendengaran, hingga adanya gangguan perkembangan tertentu. Artikel ini akan membantu Bunda memahami tanda-tanda keterlambatan bicara dan langkah-langkah praktis untuk membantu anak mengejar ketertinggalan.

Apa Itu Keterlambatan Bicara (Speech Delay)?
Keterlambatan bicara terjadi ketika kemampuan bahasa anak berada di bawah rata-rata usianya. Ini bisa meliputi lambatnya kemampuan mengucapkan kata, menyusun kalimat, memahami instruksi, atau mengekspresikan keinginan dengan kata-kata.
Penting untuk membedakan antara “lambat bicara” dan “terlambat perkembangan bahasa”. Lambat bicara biasanya terjadi pada anak yang sebenarnya mengerti banyak hal, tetapi belum mampu mengekspresikannya. Sedangkan keterlambatan perkembangan bahasa mencakup kemampuan memahami dan menggunakan bahasa yang sama-sama terhambat.
Tanda-Tanda Anak Terlambat Bicara Berdasarkan Usia
Berikut tanda umum yang perlu Bunda perhatikan:
Usia 12 Bulan
- belum mengucapkan satu kata pun (“mama”, “papa”),
- tidak menunjuk atau meniru suara,
- kurang merespons nama.
Usia 18 Bulan
- hanya memiliki kurang dari 10 kata bermakna,
- tidak memahami instruksi sederhana (“ambil bola”),
- lebih sering menggunakan gesture daripada kata.
Usia 2 Tahun
- kosakata kurang dari 50 kata,
- belum bisa menyusun dua kata (“mau susu”, “ambil bola”),
- ucapan sulit dimengerti.
Usia 3 Tahun
- kalimat masih sangat terbatas,
- orang lain sulit memahami ucapannya,
- jarang berbicara atau berinteraksi.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda tersebut, sebaiknya mulai melakukan stimulasi dan konsultasi bila perlu.
Penyebab Keterlambatan Bicara

Banyak faktor bisa menyebabkan anak terlambat bicara, di antaranya:
- Kurang stimulasi. Anak jarang diajak bicara, dibacakan buku, atau berinteraksi.
- Masalah pendengaran. Gangguan pendengaran membuat anak sulit meniru suara.
- Frenulum pendek (tongue-tie). Membuat anak kesulitan mengucapkan kata.
- Riwayat keluarga. Perkembangan bahasa lambat bisa bersifat genetik.
- Gangguan perkembangan. Misalnya autisme atau keterlambatan global.
- Terlalu banyak paparan gadget. Anak pasif menonton dan tidak berlatih berbicara.
Mengetahui penyebabnya membantu menentukan langkah penanganan yang tepat.
Cara Melakukan Stimulasi Bicara di Rumah

Bunda dapat membantu perkembangan bahasa anak melalui stimulasi sederhana namun konsisten.
- Perbanyak Interaksi Tatap Muka
Berbicara langsung dengan anak lebih efektif dibandingkan membiarkannya menonton video. Kontak mata membantu anak belajar intonasi dan ekspresi. - Bacakan Buku Setiap Hari
Membacakan buku meningkatkan kosakata, kemampuan mendengar, dan konsentrasi anak. Pilih buku dengan gambar besar dan kata sederhana. - Ulangi Kata-Kata Sederhana
Gunakan kata-kata pendek yang mudah ditiru, seperti “bola”, “makan”, “minum”, “peluk”. Pengulangan membantu anak lebih cepat meniru. - Koreksi dengan Cara Positif
Jika anak berkata “mam” untuk “makan”, Bunda bisa balas dengan: “Ya, kamu mau makan?” Bukan dengan berkata “Salah, bukan mam tapi makan.” - Batasi Gadget
Waktu layar berlebihan memperlambat perkembangan bahasa karena anak hanya menerima informasi pasif.
Latihan dan Aktivitas Pendukung Kemampuan Bicara

Ada banyak aktivitas sederhana yang bisa membantu memperlancar kemampuan bicara anak:
- Bernyanyi bersama. Lagu membantu anak mengenali ritme dan kata.
- Bermain peran. Misalnya bermain dokter-dokteran.
- Bermain tebak gambar. “Mana kucing? Mana bunga?”
- Gunakan flashcard bergambar.
- Lakukan permainan meniup kapas atau balon kecil.
Aktivitas ini menyenangkan sekaligus melatih otot mulut dan kemampuan bahasa anak.
Kapan Harus Menghubungi Tenaga Profesional?
Bunda perlu berkonsultasi ke dokter tumbuh kembang, terapis wicara, atau psikolog bila:
- anak tidak mengucapkan kata pada usia 18 bulan,
- tidak bisa menyusun dua kata pada usia 2 tahun,
- kosakata sangat terbatas,
- tidak merespons suara,
- tidak melakukan kontak mata,
- lebih banyak menggunakan gesture daripada kata,
- ada riwayat kehilangan kemampuan bicara yang sebelumnya sudah dimiliki.
Deteksi dini sangat penting untuk mempercepat kemajuan terapi.
Peran Orang Tua dalam Mendukung Progres Anak

Selain stimulasi, dukungan emosional sangat dibutuhkan anak yang mengalami keterlambatan bicara. Jangan membandingkan anak dengan teman sebayanya. Itu dapat membuat anak merasa tertekan dan menurunkan kepercayaan dirinya.
Berikan ruang bagi anak untuk mencoba, pujilah usaha sekecil apa pun, dan bantu ia merasa nyaman dalam berbicara.
Kesimpulan tentang Speech Delay
Keterlambatan bicara bukan vonis tetap. Banyak anak yang terlambat bicara dapat berkembang pesat setelah mendapatkan stimulasi dan pendampingan yang tepat. Yang penting adalah mengenali tanda sejak dini, memberikan interaksi berkualitas, membatasi gadget, dan mencari bantuan profesional bila diperlukan. Dengan stimulasi dan dukungan yang tepat, anak bisa mengejar ketertinggalan.
Untuk memahami secara menyeluruh tentang pola asuh dan tumbuh kembang anak, Bunda dapat membaca juga tentang Panduan Lengkap Parenting Pola Asuh Anak.
Bunda, apakah si kecil menunjukkan tanda-tanda terlambat bicara? Atau Bunda ingin berbagi pengalaman? Silakan tulis di kolom komentar ya, Bun.







